Sabtu, 16 April 2011

Mengasah Diri Melalui Media Organisasi


Beruntunglah bagi teman-teman yang pernah merasakan manfaat Berorganisasi baik pada saat menjadi Siswa Ataupun Mahasiswa

Berorganisasi” = Kebanyakan Ruginya dari Pada Untungya
 “Berorganisasi” = Buang-buang waktu
Berorganisasi” = Kesibukan yang tidak ada manfaatnya
Berorganisasi” = akan menghambat kegiatan Akademik dan tidak bisa mendapatkan nilai Bagus

Komentar diatas adalah sedikit dari banyaknya alasan dan Komentar yang pernah penulis (Ramadoan Syahri) dengar secara langsung maupun tidak langsung yang membuat sebagian Siswa dan Mahasiswa enggan untuk mencicipi bagimana indah dan manfaat dari BERORGANISASI.
Banyak diantara Siswa dan mahasiswa yang belajar atau pelajar yang study oriented berprinsip untuk apa disibukkan dengan hal-hal yang tidak penting seperti berorganisasi. anggapan yang kurang tepat lainya mengenai berorganisasi adalah bahwa pembelajaran di Sekolah/ Perguruan tinggi harus dilakukan di dalam kelas dan menyangkut kompetensi keilmuannya sehingga berbagai kegiatan ekstra kurikuler sering terabaikan. Bahkan ada banyak Siswa/ Mahasiswa yang tidak mau berperan dalam kegiatan Kesiswaan/ Kemahasiswaan hanya karena takut akan mengganggu kegiatan akademiknya sehingga berpengaruh pada nilai Akademiknya.

Angapan itu tidak 100% salah, karena memang salah satu tanggung jawab kita sebagai seorang mahasiswa atau pelajar adalah mencari ilmu dan belajar dengan sungguh-sungguh Namun, amat disayangkan hidup didunia Sekolah atau perkuliahan jika kesibukkan kita hanyalah 3 K, yaitu Kampus/Kesekolah, kantin(Ngeosip), kostan. Padahal ada begitu banyak ilmu dan hikmah diluar sana, ada begitu banyak peluang yang terhampar, serta berjuta tantangan yang dapat melecutkan potensi terbaik dalam diri.

Dunia kerja dan pengguna membutuhkan calon pemimpin yang tidak hanya kompeten dalam bidang ilmunya, tetapi juga mempunyai potensi diri yang memadai. Jika kompetensi keilmuan Siswa/ Mahasiswa dapat tercapai dengan pembelajaran baik di kelas maupun laboratorium, maka pengembangan potensi diri hanya dapat dikembangkan melalui latihan-latihan baik kegiatan  akademik, Kesiswaan/ Kemahasiswaan, interaksi sosial maupun aktivitas Siswa/ Mahasiswa lainnya.

Kegiatan Kesiswaan/ Kemahasiswaan merupakan ajang untuk mengasah potensi diri sehingga akan terbentuk Siswa/ Mahasiswa dengan kemampuan bukan hanya dalam bidang keilmuannya saja tetapi juga mempunyai ketrampilan dan pengalaman dalam mengelola suatu sistem. Dengan berperan aktif dalam  organisasi, mahasiswa akan belajar banyak hal yang berhubungan dengan potensi diri seperti Kepemimpinan, kerja sama tim, komunikasi keterampilan, perjuangan untuk hidup (Survival), negosiasi (Retorika) dan sebagainya. Dalam berorganisasi, setiap Siswa/ Mahasiswa adalah akan menjadi pemimpin sehingga harus mampu menunjukkan semangat dan jiwa kepemimpinannya untuk uswah yang khasanah (teladan bagi orang lain). Selain itu, dalam menjalankan organisasi Siswa/ Mahasiswa akan melibatkan banyak orang, sehingga Siswa/ Mahasiswa harus mampu mengelola orang lain (Berpolitik), bahkan kadang harus menghadapi tekanan baik dari atasan, bawahan atau kolega yang lain. Berorganisasi juga akan mengajarkan kepada Siswa/ Mahasiswa bagaimana mengakomodasi berbagai kepentingan, yang sering kali penuh dengan idealita tanpa menyadari kemampuan dan daya dukung lingkungannya,  sehingga sering kali dibutuhkan negosiasi untuk mengambil suatu keputusan yang sulit. Organisasi memberikan pembelajaran dan pengalaman dalam berkomunikasi dengan orang lain, mengelola  sumber daya, menggali potensi orang lain, dan sebagainya. Pada akhirnya berbagai aktivitas dalam berorganisasi akan mengasah potensi diri sehingga akan membentuk Siswa/ Mahasiswa dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mempunyai soft skill yang baik.
“Sebagai contoh” Kadang ironis, seorang sarjana dengan prestasi akademik yang tinggi tetapi tidak segera dapat bekerja hanya karena tidak mempunyai soft skill yang memadai. Ternyata tuntutan dunia kerja sekarang sudah mengalami pergeseran. Pengguna tidak sekedar membutuhkan sarjana dengan prestasi akademik yang tinggi, tetapi lebih dari itu yang mampu mengembangkan potensi dirinya, bahkan pada banyak kasus pengguna lebih mengutamakan soft skill karena hard skill jauh lebih mudah ditingkatkan misalnya dengan pelatihan atau training, sedangkan soft skill merupakan sesuatu yang tidak instan tetapi harus dilatihkan secara berkelanjutan. Dan “Organisasi” merupakan salah satu tempat untuk mengasah potensi diri dan membentuk karakter  “seseorang”
Sumber :
Artikel_artikel

0 komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan untuk kemajuan penulis..